Era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi sebuah wacana baru yang sangat menjadi
perhatian manakala kini Indonesia diberikan sebuah tantangan dalam menghadapi
momentum besar ini. Masuknya pihak asing secara bebas di bumi Indonesia dapat menjadi
sebuah pertanda positif dan negatif. Kini Indonesia mulai merasakan dampaknya
hingga jatuhnya nilai tukar rupiah. Akibat hal tersebut, banyak para konsumen
mengeluhkan mahalnya harga barang di Indonesia. Para pelaku industri pun tentu
melakukan effisiensi dalam produksi produk lalu menekan harga jual sehingga
dapat menurunkan daya beli masyarakat. Efek ini sangat berdampak dominan dan
semakin terasa bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Tentu menjadi sebuah
catatan penting era MEA kini menjajah Indonesia secara perlahan.
Sumber
daya alam Indonesia yang memikat selalu menjadi perbincangan investor luar
negeri. Bahkan fakta membuktikan untuk wilayah Kutai Kartanegara itu sendiri
dunia pertambangan dan migas merupakan lahan utama yang membuat asing tergiur. Kutai
Kartanegara pernah menjadi “cap” sebuah
kabupaten yang memiliki potensi sumber daya alam yang besar di bumi Kalimantan
Timur. Bagaimana tidak? Selama kurun waktu 2007–2010, penyumbang Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar untuk Provinsi Kalimantan Timur adalah
Kutai Kartanegara, Bontang, Kutai Timur, Balikpapan, dan Samarinda. Kabupaten
Kutai Kartanegara merupakan penyumbang PDRB Kaltim tertinggi dengan rata-rata
mencapai 33,88%. Maka, Kutai Kartanegara begitu penting bagi perekonomian
Provinsi Kalimantan Timur. Namun, kini Kutai Kartanegara mengalami penurunan
yang cukup drastis dari sisi ekonomi. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Kutai Kartanegara untuk tahun 2010-2015 menyebutkan bahwa pertumbuhan
ekonomi Kutai Kartanegara melambat bahkan menurun dari semula pada tahun 2011
sebesar 1,52 persen menjadi -7,64 persen di tahun 2015. Kutai Kartanegara masih
sangat bergantung pada potensi sumber daya alam (SDA) yang tidak bisa
diperbaharui. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh produksi pertambangan yang
menurun. Data Dinas Pertambangan Kutai Kartanegara menyebutkan total produksi
batubara menurun sebesar 23,3 persen dari tahun sebelumnya sehingga tahun 2015
hanya mencapai 60,77 juta ton. Sebab, komoditi batubara mengalami penurunan di
pasar global.
Kutai
Kartanegara kini harus mencari solusi terbaik untuk menopang perekonomian
daerah sehingga tidak lagi bergantung pada sumber daya alam yang tidak bisa
diperbaharui. Ada beberapa hal penting yang dapat dilakukan untuk memperbaiki
ekonomi Kutai Kartanegara agar dalam rangka menuju era Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) Kutai Kartanegara dapat lebih baik secara ekonomi demi mewujudkan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Beberapa diantaranya yaitu:
1.
Mendorong
potensi perikanan menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hal ini dilihat dari
potensi perairan di Kutai Kartanegara sangat relevan. Data statistik
menyebutkan bahwa ada keberadaan pantai sepanjang 187,5 km, perairan laut
kurang lebih 1.312,5 km persegi dan perairan umum kurang lebih 79.228,15 ha (danau
19.217 ha, sungai 22.302,15 ha, rawa 37.661 ha, waduk 48 ha) dan embung 175 ha
(lahan galian eks batu bara) dan Mina padi (INMINDI).
2.
Pemerintah
Daerah Kutai Kartanegara hendaknya memberikan dukungan kepada perkebunan rakyat
berupa fasilitas perawatan dan distribusi pemasaran hasil panen. Sebab, peran
perkebunan rakyat misalnya seperti total produksi perkebunan sawit masih cukup
kecil yaitu sekitar 14,99 persen dan sisanya 85,01 persen berasal dari
perkebunan besar.
3.
Membangun
infrastruktur tepat guna untuk menopang distribusi hasil potensi daerah. Hal
ini dirasa sangat penting, agar Kutai Kartanegara yang memiliki 18 Kecamatan
dan 237 desa/kelurahan saling terhubung dengan baik. Sehingga pola-pola
kegiatan ekonomi baik itu produksi, konsumsi bahkan distribusi dapat terlaksana
dengan baik. Pemerintah Daerah bersama Dinas terkait lainnya pun akan dengan
mudah melihat realitas ekonomi secara langsung ditengah-tengah masyarakat Kutai
Kartanegara. Agar setiap permasalahan ekonomi masyarakat dapat terkontrol
sehingga terarah dengan baik untuk kemajuan daerah Kutai Kartanegara.
Kutai
Kartanegara harus menerapkan ekonomi kerakyatan sebagai sebuah solusi memajukan
ekonomi, dimana setiap pelaksanaan kegiatan, pengawasannya dan hasil kegiatan
ekonomi dapat dinikmati oleh masyarakat. Setiap kegiatan ekonomi tentu
membutuhkan kebijakan yang tepat agar dapat dikelola dengan baik. Peran segala
pihak sangat dibutuhkan, terutama bagi masyarakat Kutai Kartanegara. Saat ini
pola pikir tentang ketergantungan pada sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui
harus ditinggalkan. Dengan mewujudkan ekonomi kerakyatan, Kutai Kartanegara
dapat menegaskan jati diri sebagai daerah yang memiliki potensi besar dan berciri
khas. Sehingga dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Indonesia dapat
dikenal karena salah satu daerahnya yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki
ekonomi kerakyatan yaitu perikanan dan perkebunan rakyat dengan kualitas yang
baik. (am)
mungkin ini sudah rejeki saya,tanpa di sengaja kemarin saya buka2 internet,saya lihat postingan orang tentan MBAH BUDI HARTONO.katanya bisa membantu orang melunasi hutang melalui program pesugihan,jadi saya memberanikan diri untuk hubungi,karna ekonomi sangat susah,semenjak usaha bangrut,syukur alhamdulillah MBAH BUDI HARTONO mau membantu saya,saya di kasi pesugihan dana gaib 5Miliar.terima kasih banyak MBAH,usaha yang dulunya bangrut,kini sudah saya bangun kembali,berkat bantuan MBAH.rencana saya dan keluarga,mau datang ketempat MBAH untuk silatuh rahmi,bagi saudarah2 yang ingin merubah nasib seperti saya,silahkan hubungi O85_256_077_899 MBAH BUDI HARTONO untuk info lebih lengkap buka blog MBAH agar lebih di mengerti PESUGIHAN DANA GAIB TANPA TUMBAL silahkan buktikan sendiri,karna saya sudah membuktikan,ingat kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya..
ReplyDelete