Bagi Sahabat yang ingin mengirimkan artikel silahkan kirim ke alamat: pc.pmiikukar@gmail.com

Monday, January 25, 2016

MITRA KUKAR TOREHKAN SEJARAH BARU SEPAK BOLA

JAKARTA, Mitra Kukar menang 2-1 atas Semen Padang pada laga final Piala Jenderal Sudirman di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (24/1/2016).
Naga Mekes menjadi juara berkat gol Michael Orah dan Yogi Rahadian. Dua gol mereka membalikkan kedudukan setelah Semen Padang unggul pada babak pertama melalui Adi Nugroho, tetapi harus bermain dengan 10 pemain sejak menit-menit awal babak kedua.
Pada laga ini, Semen Padang langsung mengambil inisiatif penyerangan dan bermain agresif pada babak pertama. Kondisi lapangan yang basah akibat hujan tak mengurangi intensitas serangan mereka.

Friday, January 22, 2016

WASPADA PMII DI POLITISIR

PMII lagi-lagi dihadapkan dengan wajah politik tak mampu berkutik. Suara rakyatpun dipenjarakan untuk segenap kepentingan pengamanan.

Dalam perkembangan zaman banyak sekali kontestasi-kontestasi lembaga yang ingin menduduki sebuah puncak. Untuk menujukkan eksistensi tentunya dalam menarik massa sehingga lupa akan kewajibannya sebagai apa.?

PMII yang kita kenal sebagai organisasi kaderisasi bukan organisasi massa di mana didalamnya terdapat beribu-ribu mahasiswa dengan ideologi ahlussunnah waljamaah. Kini menjadi sasaran empuk bagi politisi-polotisi untuk mengamankan dunia pemerintahan yang sedang duduk di singgasananya.

Monday, January 18, 2016

Bagaimana Tangan Robot Tawan Mencengangkan Sekaligus Meragukan? Peneliti Mengungkapnya

Seminggu terakhir, Indonesia dihebohkan oleh inovasi dari warga Karangasem, Bali, I Wayan Sutawan. Bagaimana tidak heboh? Pria lulusan SMK yang berprofesi sebagai juru las tersebut menciptakan robot tangan yang diklaim menggunakan  teknologi  electroencephalography (EEG), inovasi yang bahkan tak setiap doktor bidang robotika mampu melakukannya.

Sunday, January 17, 2016

Teror dan Sudut Pandang Yang Hilang

Jelang siang, 14 Januari 2016, segerombolan teroris kembali menghentak publik di Jakarta. Sontak, media massa kemudian jor-joran memberitakan. Para pengamat mengulitinya. Para pejabat negara mengutukinya. Organisasi-organisasi keagamaan mengecamnya. Juga masyarakat luas, terutama di medsos, orang ramai mencaci-makinya. Tak lupa, pernyataan belasungkawa juga mengalir deras kepada korban. Nyaris semuanya itu atas nama kemanusiaan!
Oleh karena itu, harus kita akui bahwa di titik ini para teroris berhasil. Setidaknya, eksistensi mereka benar-benar diakui khalayak. Dalam pemberitaan bahkan berhasil meminggirkan isu-isu lain (yang sesungguhnya tak kalah penting).
Lantas, setelah festival caci-maki dan tebaran kebencian buat para teroris berlangsung, seperti biasa, ada pesan yang hendak disampaikan para teroris yang seringkali luput (atau sengaja ditutupi) dari amatan kita. Luput masal itu, sebab akal sehat kita tertutup oleh amarah dan kebencian. Sementara di sisi lain tentu akan berbahaya jika khalayak membaca terorisme dari perspektif kelas sosial, karenanya analisis kelas harus ditutupi serapat mungkin.